Kebakaran merupakan musibah yang
bisa datang kapan saja. Biasanya, musibah kebakaran paling sering terjadi pada
musim kemarau, dikarenakan cuaca yang panas serta udara yang kering. Baru-baru
ini, kita dikejutkan dengan musibah kebakaran yang melanda sebuah daerah di
salah satu propinsi di pulau Sumatera. Efeknya jelas, mengganggu kesehatan
masyarakat yang terkena limpahan asap. Kegiatan ekonomi dan pendidikan pun
turut terkena dampaknya. Penanganan yang berlarut larut membuat Kepala Negara menyempatkan
diri untuk meninjau lokasi terjadinya kebakaran, yang selalu terjadi setiap
tahun.
Bersyukurlah kita yang tinggal di
luar daerah rawan musibah kebakaran tersebut . Pun begitu, bukan tidak mungkin
musibah kebakaran menimpa kita. Lalu, bagaimana cara mempersiapkan diri dari
musibah kebakaran?
Salah satu cara terbaik adalah
dengan memasang fire alarm system. Alat ini bisa berupa smoke detector, atau detektor
asap. Alat ini akan mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki
partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber)
seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang
batas (threshold), maka rangkaian elektronik
di dalamnya akan aktif, dan memicu alarm untuk bekerja. Alarm akan mengeluarkan
bunyi dengan intensitas yang tinggi.
Jangan bayangkan suara dari alarm
ini nyaman didengar. Justru sebaliknya, suara yang keluar dari alarm ini sangat
bising dan memekakan telinga. Cukup wajar karena alarm kebakaran didesain untuk
memperingatkan orang akan bahaya kebakaran.
Salah satu kekurangan dari alarm
ini adalah terlalu sensitif terhadap asap, sehingga bisa memberikan tanda
bahaya ‘palsu’. Sebaiknya matikan alarm ini jika Anda ingin menyalakan lilin
dengan jumlah cukup banyak pada suatu ruangan untuk merayakan pesta ulang
tahun. Meskipun begitu, fire alarm system ini layak dipertimbangkan jika Anda
mengutamakan keselamatan bagi keluarga Anda di dalam rumah. Stay safe!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar